Siap-siap Beralih Ke TV Digital
Droidz ID - Di jaman sekarang ini teknologi digital sudah merambah ke mana-mana, tak terkecuali teknologi televisi. Sejak beberapa tahun lalu transisi dari siaran televisi analog menjadi siaran televisi digital telah dilakukan di banyak negara. Bahkan dalam peta yang dilansir oleh website cima.ned.org, yang bersumber dari data yang dikeluarkan oleh international telecommunication union (ITU), ditunjukkan bahwa Amerika, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa Barat telah meniadakan siaran televisi analognya.
Bagaimana dengan Indonesia? Berdasar peta status transisi tersebut, Indonesia masih berada dalam masa peralihan. Sebagaimana yang disampaikan dalam laman kominfo.go.id, proses peralihan dimulai dari tahun 2012, yang ditandai dengan keluarnya Peraturan Menteri Kominfo no 05 tahun 2012.
Setelah disosialikan, semestinya semua stasiun mulai mengganti perangkat pemancarnya dengan perangkat siaran digital. Sementara itu masyarakat sebaiknya mulai mengganti pesawat TV analognya dengan TV digital. Atau jika ingin tetap menggunakan TV lama, masyarakat bisa membeli perangkat TopBox yang dapat mengkonversi siaran TV digital menjadi TV analog. Kominfo berharap siaran TV analog dapat dimatikan secara nasional pada tahun 2018.
jika ditanya kenapa siaran TV analog perlu diganti menjadi siaran TV digital, maka banyak alasan yang mendasarinya. Yang pertama adalah kemampuan teknologi televisi digital yang dapat menghasilkan kualitas video dan audio yang lebih baik dibanding TV analog. Bagaimana itu bisa terjadi?
Ketika sinyal listrik pembawa informasi ditumpangkan pada sinyal pembawa (carrier) untuk dikirim melewati jarak yang jauh, sinyal gabungan tersebut akan mengalami banyak gangguan yang dihasilkan oleh bermacam faktor seperti: perubahan cuaca, udara, ionosfir, dan interferensi dari frekuensi lain. Akibatnya, sinyal informasi yang dibawa bisa mengalami kerusakan.
Pada TV analog, gangguan tersebut biasanya muncul dalam bentuk bayangan gambar, atau jutaan semut. Suara yang dikeluarkan pun biasanya tidak jelas terdengar atau bercampur dengan suara lain.
Pada TV digital gangguan itu dapat dikurangi secara signifikan. Penggunaan teknologi deteksi dan perbaikan kesalahan (error detection and correction) (Baca : Kenapa Perlu Digital ?) akan menghasilkan kualitas gambar dan suara yang jernih sebagaimana jika pesawat penerima TV terletak tidak jauh dari pemancarnya.
Bagaimana teknologi TV analog berubah menjadi TV digital? Pada pemancar TV analog, sinyal informasi analog langsung ditumpangkan pada sinyal pembawa. Kemudian, pada pesawat penerima, sinyal informasi analog dipisahkan dari sinyal pembawanya.
Sementara itu, pada televisi digital, sinyal gambar dan suara yang secara alami memang berupa sinyal informasi analog, diubah menjadi sinyal digital yang hanya mempunyai dua level sinyal listrik. Dengan hanya memiliki dua level, deteksi kesalahan informasi pada sinyal digital lebih mudah dan cepat dilakukan dibanding sinyal analog yang mempunyai banyak level.
Selain lebih mudah dideteksi, jumlah level yang hanya dua ini juga mempermudah proses identifikasi sinyal aslinya, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan informasi asli akan lebih besar. Kesalahan interpretasi mungkin saja tetap terjadi, namun prosentasenya jauh lebih kecil dibanding kesalahan interpretasi pada sinyal analog.
Kelebihan siaran TV digital lainnya adalah penggunaan pita frekuensi yang lebih sempit dibanding siaran TV analog. Sehingga, ketika stasiun-stasiun penyelenggara siaran sudah mengubah pemancarnya menjadi pemancar digital, mereka dapat membuka channel-channel baru yang melakukan siaran pada saat yang sama namun dengan materi siaran berbeda.
Ini dimungkinkan karena jatah pita frekuensi yang diberikan oleh pemerintah tetap, namun pita frekuensi yang digunakan berkurang. Biasanya stasiun TV yang bersangkutan bisa membuka 3 atau 4 channel lagi. Di Australia, sebagai contoh, stasiun TV SBS di Australia kini mempunyai 4 channel tambahan yaitu: SBS HD, SBS Viceland, SBS Food, NITV.
Dengan jumlah stasiun TV di Indonesia (baik yang lokal maupun nasional) yang bahkan jauh lebih banyak di banding di Australia, siap-siap saja memilih siaran yang anda minati dari beragam channel yang ada. Hanya saja, dengan target pemadaman siaran TV analog secara nasional tahun 2018, persiapan ke arah itu tampaknya adem ayem saja.
Anyway, siapkanlah perangkat anda dari sekarang sebelum harga TV digital atau Topbox melonjak naik karena meningkatnya permintaan pasar.
Bagaimana dengan Indonesia? Berdasar peta status transisi tersebut, Indonesia masih berada dalam masa peralihan. Sebagaimana yang disampaikan dalam laman kominfo.go.id, proses peralihan dimulai dari tahun 2012, yang ditandai dengan keluarnya Peraturan Menteri Kominfo no 05 tahun 2012.
Ketika sinyal listrik pembawa informasi ditumpangkan pada sinyal pembawa (carrier) untuk dikirim melewati jarak yang jauh, sinyal gabungan tersebut akan mengalami banyak gangguan yang dihasilkan oleh bermacam faktor seperti: perubahan cuaca, udara, ionosfir, dan interferensi dari frekuensi lain. Akibatnya, sinyal informasi yang dibawa bisa mengalami kerusakan.
Pada TV analog, gangguan tersebut biasanya muncul dalam bentuk bayangan gambar, atau jutaan semut. Suara yang dikeluarkan pun biasanya tidak jelas terdengar atau bercampur dengan suara lain.
Pada TV digital gangguan itu dapat dikurangi secara signifikan. Penggunaan teknologi deteksi dan perbaikan kesalahan (error detection and correction) (Baca : Kenapa Perlu Digital ?) akan menghasilkan kualitas gambar dan suara yang jernih sebagaimana jika pesawat penerima TV terletak tidak jauh dari pemancarnya.
Bagaimana teknologi TV analog berubah menjadi TV digital? Pada pemancar TV analog, sinyal informasi analog langsung ditumpangkan pada sinyal pembawa. Kemudian, pada pesawat penerima, sinyal informasi analog dipisahkan dari sinyal pembawanya.
Sementara itu, pada televisi digital, sinyal gambar dan suara yang secara alami memang berupa sinyal informasi analog, diubah menjadi sinyal digital yang hanya mempunyai dua level sinyal listrik. Dengan hanya memiliki dua level, deteksi kesalahan informasi pada sinyal digital lebih mudah dan cepat dilakukan dibanding sinyal analog yang mempunyai banyak level.
Selain lebih mudah dideteksi, jumlah level yang hanya dua ini juga mempermudah proses identifikasi sinyal aslinya, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan informasi asli akan lebih besar. Kesalahan interpretasi mungkin saja tetap terjadi, namun prosentasenya jauh lebih kecil dibanding kesalahan interpretasi pada sinyal analog.
Kelebihan siaran TV digital lainnya adalah penggunaan pita frekuensi yang lebih sempit dibanding siaran TV analog. Sehingga, ketika stasiun-stasiun penyelenggara siaran sudah mengubah pemancarnya menjadi pemancar digital, mereka dapat membuka channel-channel baru yang melakukan siaran pada saat yang sama namun dengan materi siaran berbeda.
Ini dimungkinkan karena jatah pita frekuensi yang diberikan oleh pemerintah tetap, namun pita frekuensi yang digunakan berkurang. Biasanya stasiun TV yang bersangkutan bisa membuka 3 atau 4 channel lagi. Di Australia, sebagai contoh, stasiun TV SBS di Australia kini mempunyai 4 channel tambahan yaitu: SBS HD, SBS Viceland, SBS Food, NITV.
Dengan jumlah stasiun TV di Indonesia (baik yang lokal maupun nasional) yang bahkan jauh lebih banyak di banding di Australia, siap-siap saja memilih siaran yang anda minati dari beragam channel yang ada. Hanya saja, dengan target pemadaman siaran TV analog secara nasional tahun 2018, persiapan ke arah itu tampaknya adem ayem saja.
Anyway, siapkanlah perangkat anda dari sekarang sebelum harga TV digital atau Topbox melonjak naik karena meningkatnya permintaan pasar.
Komentar
Posting Komentar